Gilitrawangan terletak di Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat. Pemandangan pantainya sangat indah dengan hamparan laut membiru dan pasir putih. Keindahan pantai dan sinar matahari yang selalu muncul sepanjang tahun, membuat Gilitrawangan menjadi favorit wisatawan mancanegara, terutama dari Eropa.Gilitrawangan adalah satu dari tiga gili atau pulau di Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat. Dua pulau lainnya adalah Gili Air dan Gili Meno.Gilitrawangan memiliki luas 338 hektar, merupakan gili terluas dibandingkan Gili Air dan Gili Meno.Gilitrawangan baru dikembangkan menjadi obyek wisata pada era 1980-an. Ciri khas obyek pariwisata disini adalah wisata bahari dengan pantai dan taman bawah laut.Menurut Tjok Suthendra, Kepala Dinas Pariwisata, Seni & Budaya Lombok Barat, setiap tahunnya Gilitrawangan dikunjungi tidak kurang dari 40 ribu wisatawan.Pesona Gilitrawangan tidak hanya pada keindahan pantai dan taman bawah lautnya, tetapi juga pada kehidupan sehari-hari warganya, yang hampir seluruhnya beragama Islam. Penduduknya tidak terlalu banyak, hanya sekitar 346 keluarga atau 1.500 jiwa.Penduduk Gilitrawangan yang sebagian besar Suku Sasak dan Bugis memegang teguh aturan Awing-awing. Seperti tidak boleh ada kendaraan bermotor.Menurut Nora, Tokoh Masyarakat Gilitrawangan, untuk transportasi warga sehari-hari menggunakan sepeda atau cidomo, kereta yang ditarik dengan kuda.Dalam mengembangkan Gilitrawangan sebagai daerah tujuan wisata, pemerintah Kabupaten Lombok Barat mengambil kebijakan pengembangan berbasis masyarakat.Hanya investor lokal yang diperkenankan membuka usaha disini, dan semua tempat penginapan berbentuk cottage kelas melati. Tidak boleh ada hotel berbintang.Jumlah kamar penginapan yang tersedia sekitar 700 kamar dengan tarif per malam bervariasi antara 35 ribu hingga satu juta rupiah.Setiap cottage di tempat ini menawarkan peralatan menyelam snorkeling untuk melihat pemandangan taman laut di pinggir pantai.Selain itu juga tersedia peralatan diving atau menyelam di laut dalam. Bagi penggemar snorkeling dan diving, Gilitrawangan merupakan surga.Seperti diakui Lynn Van Den Bosch, wisatawan asal Belanda.Gilitrawangan memang merupakan surga bagi wisatawan yang hobi menyelam. Karena itu, tak heran, bila pulau ini tidak pernah sepi dari wisatawan.
JURNAL KOMUNIKASI
Feature dan Opini
Jumat, 13 Juli 2012
Hidup Nyaman Di Gilitrawangan
Gilitrawangan terletak di Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat. Pemandangan pantainya sangat indah dengan hamparan laut membiru dan pasir putih. Keindahan pantai dan sinar matahari yang selalu muncul sepanjang tahun, membuat Gilitrawangan menjadi favorit wisatawan mancanegara, terutama dari Eropa.Gilitrawangan adalah satu dari tiga gili atau pulau di Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat. Dua pulau lainnya adalah Gili Air dan Gili Meno.Gilitrawangan memiliki luas 338 hektar, merupakan gili terluas dibandingkan Gili Air dan Gili Meno.Gilitrawangan baru dikembangkan menjadi obyek wisata pada era 1980-an. Ciri khas obyek pariwisata disini adalah wisata bahari dengan pantai dan taman bawah laut.Menurut Tjok Suthendra, Kepala Dinas Pariwisata, Seni & Budaya Lombok Barat, setiap tahunnya Gilitrawangan dikunjungi tidak kurang dari 40 ribu wisatawan.Pesona Gilitrawangan tidak hanya pada keindahan pantai dan taman bawah lautnya, tetapi juga pada kehidupan sehari-hari warganya, yang hampir seluruhnya beragama Islam. Penduduknya tidak terlalu banyak, hanya sekitar 346 keluarga atau 1.500 jiwa.Penduduk Gilitrawangan yang sebagian besar Suku Sasak dan Bugis memegang teguh aturan Awing-awing. Seperti tidak boleh ada kendaraan bermotor.Menurut Nora, Tokoh Masyarakat Gilitrawangan, untuk transportasi warga sehari-hari menggunakan sepeda atau cidomo, kereta yang ditarik dengan kuda.Dalam mengembangkan Gilitrawangan sebagai daerah tujuan wisata, pemerintah Kabupaten Lombok Barat mengambil kebijakan pengembangan berbasis masyarakat.Hanya investor lokal yang diperkenankan membuka usaha disini, dan semua tempat penginapan berbentuk cottage kelas melati. Tidak boleh ada hotel berbintang.Jumlah kamar penginapan yang tersedia sekitar 700 kamar dengan tarif per malam bervariasi antara 35 ribu hingga satu juta rupiah.Setiap cottage di tempat ini menawarkan peralatan menyelam snorkeling untuk melihat pemandangan taman laut di pinggir pantai.Selain itu juga tersedia peralatan diving atau menyelam di laut dalam. Bagi penggemar snorkeling dan diving, Gilitrawangan merupakan surga.Seperti diakui Lynn Van Den Bosch, wisatawan asal Belanda.Gilitrawangan memang merupakan surga bagi wisatawan yang hobi menyelam. Karena itu, tak heran, bila pulau ini tidak pernah sepi dari wisatawan.
Jumat, 25 April 2008
Kerajinan Batik Kayu
Berbagai barang kerajinan ini terlihat antik dan menarik. Ini merupakan karya seni para perajin batik kayu di Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Batik kayu merupakan ide kreatif perajin batik. Kalau sebelumnya media membatik menggunakan kain, kini berkembang untuk produk kerajinan yang terbuat dari kayu. Lokasi sentra kerajinan batik kayu terletak di luar kota Yogyakarta. Tepatnya di Dusun Krebet, Sendang Sari, Pajangan, Bantul. Sekitar satu jam perjalanan dari kota Yogyakarta. Di Sanggar Peni ini dibuat berbagai barang kerajinan batik kayu. Mulai dari patung hewan, topeng, tempat perhiasan, hingga patung pengantin. Semua barang kerajinan ini merupakan buatan tangan. Karena itu, barang yang dihasilkan terlihat lebih halus dan gambarnya sangat detil. Proses pengerjaan kerajinan batik kayu dimulai dari pembuatan barang yang akan dibatik. Bahan yang digunakan kayu albasia atau kayu sengon. Kayu albasia dipilih karena lebih mudah dibentuk dan awet. Setelah bahan kayu terbentuk, lalu dihaluskan dengan cara diamplas. Proses penghalusan ini dilakukan agar barang yang dihasilkan terlihat lebih bagus, dan bernilai seni tinggi. Bahan kayu yang telah halus kemudian digambar. Ini sekaligus sebagai patokan untuk proses pembatikan. Proses ini dilakukan dengan pengawasan langsung oleh istri pak Kemiskidi. Selanjutnya memasuki proses pembatikan. Proses ini dilakukan sebagaimana membatik kain. Alat yang digunakan canting untuk membatik, kompor kecil, wajan dan lilin batik atau malam. Karena memerlukan ketelitian dan kesabaran, pengerjaan ini dilakukan kaum perempuan. Kini memasuki tahap pewarnaan. Proses pewarnaan dilakukan dua kali, sehingga warna yang dihasilkan tebal dan sesuai dengan yang diinginkan. Setelah warna kering, barulah memasuki proses finishing atau sentuhan akhir. Proses finishing ini menggunakan bahan aqua letter sehingga aman untuk kesehatan. Barang yang telah jadi diletakkan di ruangan ini. Berbagai barang kerajinan batik kayu dapat dilihat disini. Mulai dari yang berbentuk patung hewan, topeng, hingga patung pengantin. Barang kerajinan batik kayu ini dijual ke wilayah sekitar Yogyakarta, Jakarta dan Bali. Untuk ekspor umumnya dilakukan melalui pedagang perantara. Agar barang sampai ke tangan pembeli tidak rusak, sebelum dikirim dilakukan pengemasan dengan menggunakan kertas karton.Tim liputan: Asep Syaifullah, Damar Galih & Sri Indro (Helmi Azahari)
Perkebunan Buah Naga
Ini merupakan hamparan kebun buah naga. Luasnya sekitar tiga setengah hektar, dengan 14 ribu pohon. Buah naga atau dragon fruit, yang ditanam disini, berwarna merah ke ungu – unguan dan bersisik, seperti kulit ular naga. Lokasi perkebunan buah naga terletak di Desa Cibeureum, Kecamatan Cimalaka, Sumedang, Jawa Barat. Memasuki kawasan perkebunan ini, sejauh mata memandang, yang terlihat hamparan pohon naga. Kawasan perkebunan ini dulunya bekas lokasi penambangan pasir. Sehingga jalan di sekitar kebun ini berpasir dan berbatu. Pohon naga di perkebunan ini ditanam sejak tahun 2005 lalu. Meskipun baru berusia dua tahun lebih, karena lahan disini cocok, pohon naga tumbuh subur disini. Pohon naga menyukai sinar matahari. Saat matahari bersinar terik seperti ini, mengelilingi kebun buah naga bagi saya menjadi tantangan tersendiri. Perkebunan buah naga ini dikelola Pak Uha bersama putranya, Engkos. Meskipun pohon naga berasal dari Mexico, namun bibit pohon naga disini berasal dari Malaysia, dan didatangkan dari Semarang. Pohon naga yang mirip dengan pohon kaktus ini tidak memerlukan perawatan khusus. Agar tumbuh subur, cukup diberi pupuk kandang dua kali dalam setahun pada awal dan akhir musim hujan. Seminggu sekali, lahan di sekitar pohon dibersihkan dari rumput, sehingga tidak mengganggu pertumbuhan. Selain itu, tunas yang tumbuh berlebihan harus dipotong, sehingga tidak mengganggu pertumbuhan buah. Pohon naga mulai berbuah setelah berusia dua tahun. Pada tahun pertama berbuah, pohon naga langsung menghasilkan. Pada panen pertama kebun ini diperoleh sebanyak 12 ton buah naga. Buah naga memiliki khasiat tersendiri. Bila dikonsumsi secara teratur, dapat mengatasi berbagai macam penyakit, seperti darah tinggi, gula darah, sembelit dan panas dalam. Buah naga hasil produksi kebun ini dijual ke seluruh Indonesia. Harganya di kebun sekitar 40 ribu rupiah per kilogram. Namun harga di tingkat pedagang lebih mahal, sekitar 60 ribu rupiah per kg. Selain menghasilkan buah naga, di kebun ini juga dijual bibit pohon naga. Harganya 35 ribu rupiah per pohon. Bibit pohon naga diambil dari tunas pohon yang telah tua. Bibit ditanam di dalam polibeg dan diberi pupuk kandang.Tim liputan: Asep Syaifullah & Damar Galih (Helmi Azahari)
Minggu, 20 April 2008
Kerajinan Bunga Kering
Berbagai jenis hiasan interior ruangan ini terlihat indah dan menarik. Hiasan berupa bunga kering terlihat nyaris seperti bunga asli. Produk kerajinan ini dapat digunakan untuk hiasan interior ruangan maupun taman. Bentuknya yang beragam dengan paduan warna yang alami, membuat produk kerajinan ini terlihat indah dipandang. Sentra kerajinan bunga kering terletak di kota Bandung, Jawa Barat. Tepatnya di Jalan Bajar Sari Raya, Antapani. Pemiliknya Haji Dodi Iryana, yang telah menekuni usaha ini sejak lebih dari dua tahun lalu. Disinilah berbagai produk kerajinan hiasan interior ruangan dan taman dibuat. Tidak hanya berupa bunganya, namun juga batang pohon, rantingnya, dan aksesoris pendukungnya. Di studio bunga kering ini, Haji Dodi membuat berbagai jenis bunga kering beserta aksesoris pendukungnya, dengan dibantu 10 orang perajin yang sebagian besar wanita. Hiasan bunga kering dibuat dari berbagai bahan alami. Seperti kulit jagung dan mangga laut. Sedangkan rantingnya dibuat dari pohon mahoni dan pohon pinus. Dengan diberi sentuhan seni, melalui proses pengeringan dan pengeleman, berbagai bahan alami diolah menjadi booklet bunga yang indah. Proses pembuatan kerajinan bunga kering cukup sederhana. Semuanya dikerjakan tangan - tangan terampil ibu rumah tangga. Mereka bekerja disini mengisi waktu luang, setelah pekerjaan di rumah selesai. Hasil kerajinan yang telah jadi diletakkan di ruangan pamer. Disini dapat dilihat berbagai jenis bunga kering, yang telah dirangkai menjadi hiasan bunga. Selain itu juga terdapat berbagai aksesoris pendukung dokarasi ruangan dan hiasan taman, seperti bingkai pelepah pisang dan lampion. Hasil kerajinan bunga kering ini dipasarkan disekitar Bandung dan Jakarta. Selain dijual, berbagai hiasan bunga kering ini juga disewakan untuk pameran maupun dekorasi pesta perkawinan. Bila ditekuni dengan sungguh – sungguh, usaha kerajinan bunga kering memiliki prospek yang bagus. Keuntungan yang diperoleh tidak terlalu besar, sekitar 15 persen. Namun perputaran uangnya cukup lancer, karena peminat bunga kering cukup banyak, baik untuk koleksi pribadi, maupun sekedar menyewa untuk event-event tertentu. Tim liputan: Yadi Supyandi & Damar Galih (Helmi Azahari)
Jumat, 11 April 2008
Tanaman Hias Aglaonema
Ini merupakan kebun tanaman hias aglaonema. Lokasinya di Ciapus, Bogor, Jawa Barat. Berbagai jenis Aglaonema ditanam disini. Mulai dari yang berharga murah, Pride of Sumatera. Kelas menengah, Aglaonema Legacy. Hingga yang berharga mahal, Aglaonema Tiara. Lokasi kebun tanaman hias di Ciapus dapat dicapai dari Jakarta melalui jalan Tol Jagorawi. Keluar di Pintu Tol Bogor, lalu menuju kawasan Ciapus, tepatnya di Kecamatan Tamansari. Disinilah Susanto, berkebun tanaman hias sejak empat tahun lalu. Salah satu tanaman hias yang ditanamnya adalah Aglaonema. Kebun khusus Aglaonema terdapat di Kampung Calobak, Ciapus. Disini Aglaonema di tanam di Green House dengan tiang penyangga dari besi. Salah satu jenis Aglaonema kelas bawah lain yang populer adalah Pride of Sumatera. Harganya 10.000 rupiah hingga 12.500 rupiah per daun, atau sekitar 60 ribu rupiah per pot dengan 5 hingga 7 daun. Selain itu, ada juga jenis Bintang Utara atau Northern Star. Harganya di tingkat petani sekitar 250 ribu rupiah per pot. Aglaonema ini jenis Lipstick Clasic. Harganya sekitar 400 ribu rupiah per pot. Untuk kelas atas, tanaman favorit umumnya Aglaonema Lokal. Seperti Aglaonema Tiara. Harganya sekitar satu juta dua ratus lima puluh ribu rupiah per daun. Kelebihan dari Aglaonema kelas atas ini adalah dari warna daunnya. Lebih cerah sehingga terlihat lebih indah. Berkebun Aglaonema tidak berbeda dengan berkebun tanaman hias lainnya. Menggunakan Green House dengan paranet minimal 65 persen. Selain itu juga perlu disiapkan rak tempat polibeg. Bibit ditanam pada Media Sekam atau Akar Pakis. Setelah tumbuh daun, dilakukan pemeliharaan rutin, dibersihkan dari tanaman parasit. Para petani Aglaonema disini tidak perlu mencari pasar. Karena para pedagang dan kolektor datang langsung kesini. Pembeli datang dari Jakarta dan kota - kota besar lain di Indonesia. Untuk pengiriman jarak jauh dilakukan cara tersendiri, agar kemasannya ringkas dan tanaman tidak mati. Bila dilakukan dengan tata cara yang benar, berkebun Aglaonema sangat menguntungkan. Petani minimal dapat memperoleh keuntungan dua kali lipat dari modal. Tim liputan: Ahmad Susanto (Helmi Azahari).
Rabu, 09 April 2008
Tas Dari Limbah Plastik
Berbagai jenis tas wanita ini terlihat indah. Paduan warna perak dan warna mencolok merupakan daya tarik tas wanita ini.Siapa sangka, tas dan akesorisnya ini terbuat dari limbah plastik, berupa sisa plastik PVC alumunium foil. Usaha kerajinan tas ini terdapat di kawasan Ciledug Tangerang, Banten. Pengelolanya Slamet Riyadi, seorang pensiunan pegawai swasta. Dia telah menekuni usaha ini lebih dari sepuluh tahun. Ide kreatif pembuatan tas dari limbah plastik ini berawal dari sulitnya menemukan bahan baku anyaman daun pandan. Kemudian muncul ide untuk menggunakan bahan limbah plastik. Selain mudah didapat, juga untuk mengurangi sampah kota. Keunggulan bahan plastik aluminium foil lebih fleksibel, elastis dan lentur sehingga lebih mudah dibentuk. Proses pembuatan tas dan barang kerajinan dari limbah plastik ini cukup mudah. Bahan limbah plastik, yang di datangkan dari sejumlah pabrik di kawasan Tangerang, terlebih dahulu dicuci. Kemudian dipotong tipis dengan menggunakan mesin khusus. Limbah plastik alumunium foil yang telah dipotong tipis kemudian dianyam oleh para perajin yang merupakan warga sekitar. Penganyamnya kebanyakan ibu-ibu yang telah lanjut usia. Dalam hal menganyam, para wanita lansia ini memang lebih teliti, dan hasilnya lebih rapi. Mereka memang telah menguasai keterampilan menganyam sejak lama. Yang dianyam tidak saja berupa tas, tetapi juga berbagai barang kerajinan lain, seperti tempat botol. Melihat ibu-ibu lansia ini sangat terampil menganyam, sayapun tertarik untuk mencoba. Tas dan barang kerajinan yang dihasilkan dijual ke seluruh wilayah nusantara. Terutama ke Jakarta dan Bali. Harganya bervariasi tergantung model dan tingkat kesulitan pembuatannya. Berkisar antara lima puluh ribu hingga dua ratus ribu rupiah. Tim liputan: Yadi Supyandi & Warsam Aji (Helmi Azahari)
Selasa, 08 April 2008
Keramba Terapung Ikan Mas
Ini merupakan keramba terapung tempat pemeliharaan ikan air tawar. Lokasinya di Waduk Jangari, Cianjur, Jawa Barat. Waduk ini memang merupakan tempat pembesaran ikan air tawar. Salah satu primadona ikan air tawar yang dipelihara disini adalah ikan mas. Ikan yang dipelihara di waduk ini memiliki kelebihan tersendiri, selain ikannya cepat besar, dagingnya juga tidak berbau lumpur. Perjalanan menuju keramba terapung yang terletak di tengah waduk terasa menyenangkan. Air waduk yang tenang dan pemandangan yang indah, membuat perjalanan tidak terasa melelahkan. Setiba di tengah waduk, pemandangan keramba terapung milik petani bertebaran di mana – mana. Di waduk dengan kedalaman lebih dari 30 meter ini, terdapat ribuan keramba terapung tempat pemeliharaan ikan air tawar. Di keramba terapung ini Haji Hasan melakukan pembesaran ikan mas. Disini terdapat sekitar 100 jaring, dengan ukuran masing-masing jaring 10 kali 10 meter. Jaring terapung disini dapat menampung 15 ribu hingga 30 ribu ekor bibit ikan mas. Di jaring terapung ini hanya dilakukan proses pembesaran ikan mas. Bibitnya didatangkan dari tambak pembenihan di darat. Anak ikan mas yang dibesarkan disini mulai dari usia satu minggu. Pemeliharaan ikan mas di jaring terapung semacam ini memerlukan bibit sekitar 1 kwintal. Ikan diberi makan berupa pelet dua kali sehari, pada pagi dan sore hari. Dari anakan ikan hingga berkembang siap panen, menghabiskan pakan sekitar 2 ton. Setelah dipelihara sekitar 3 bulan, ikan mas siap dipanen. Pemasarannya ke sekitar wilayah Jawa Barat, Jakarta dan Banten. Para pembelinya selain pedagang pasar, juga pengelola kolam pemancingan dan restoran. Setelah melihat pemeliharaan ikan mas di jaring terapung, saya ingin merasakan kelezatan daging ikan mas yang dipelihara disini. Kebetulan, pak Haji Hasan telah menggorengkan ikan mas untuk saya cicipi. Rasa daging ikan mas ini memang lezat. Selain gurih juga tidak berbau Lumpur. Wajar saja bila ikan mas yang dibesarkan di waduk jangari ini sangat laku di pasaran.Tim liputan: Asep Syaifullah & Damar Galih(Helmi Azahari)
Langganan:
Postingan (Atom)