Jumat, 28 Maret 2008

Manisnya Budidaya Anthurium

Anthurium merupakan tanaman hias yang sedang booming di Indonesia. Harganya sangat menggiurkan, bahkan bisa mencapai puluhan juta rupiah. Tanaman hias ini begitu unik karena tektur daun nya memiliki keunikan

tersendiri, tebal dan tegas. Warnanya hijau sedap di pandang mata. Tanaman bersosok gagah ini konon merupakan tanaman kaum ningrat atau orang kaya. Tanaman dengan daun lebar berurat kekar ini, banyak ditanam di rumah besar berhalaman luas, dan dianggap memiliki aura tersendiri. Salah seorang yang menekuni budidaya anthurium adalah Kurniawan Junaedhi, di kebunnya di kawasan Serpong, Tangerang, Banten. Perjalanan menuju kebun anthurium Kurniawan dari Jakarta dapat melalui jalan tol Jakarta-Tangerang, keluar di pintu tol tangerang lalu menuju kawasan Serpong. Di Indonesia tanaman anthurium dapat beradaptasi dengan baik di segala tempat, baik di dataran rendah maupun di dataran tinggi. Namun untuk menjamin pertumbuhan yang baik. Tanaman ini ideal berkembang di dataran sedang antara tiga ratus sampai lima ratus meter diatas permukaan laut. Di lahan seluas dua ratus meter persegi inilah Kurniawan menanam dan mengoleksi anthurium. Sedikitnya 25 jenis anthurium dikembangkan disini. Seperti anthurium garuda ini. Anthurium sirih dan keris juga dapat ditemui disini, bentuknya yang eksotik membuat harganya bisa mencapi 6 juta rupiah per pohon, jika daunnya sudah rimbun. Selain itu juga ada anthurium jenis wave of love atau gelombang cinta. Cirinya daunnya bergelombang. Jenis anthurium yang paling favorit dan banyak dicari adalah anthurium jenmani. Variannnya cukup banyak, ada jenmanii kobra, jenmanii petruk dan jenmani ombak. Perawatan tanaman anthurium tidak sulit, asalkan tahu caranya. Anthurium tidak tahan terhadap terpaan sinar matahari langsung. Habitat asli tanaman ini adalah daerah pegunungan tropis yang banyak terlindung oleh pepohonan besar. Maka dalam perawatan nya anthurium perlu ruangan yang teduh. Tanaman anthurium dapat dibudidayakan secara generatif ataupun secara vegetatif. Perbanyakan generatif dilakukan dengan memanen bijinya kemudian di semai. Sementara perbanyakan vegetatif bisa di lakukan dengan cara stek pucuk, stek batang dan pemisahan anakan. Anthurium membutuhkan media tanam tersendiri. Media yang paling tepat yaitu akar pakis. Anterium memerlukan sirkulasi udara dalam perakaran tanamannnya yang poros dan baik, karena itu pakis yang steril dari tanah adalah media tanam yang paling ideal. Bila tersisa tanah, akan menjadilahan empuk bagi keong dan cacing bersarang yang akan menyerang batang bawah tanaman. Agar anthurium tampil prima, jangan abaikan faktor lokasi, suhu, kelembaban, sinar matahari dan media tanam. Jika di rawat dan tumbuh optimal, anthurium merupakan emas hijau, yang menjadi investasi yang sangat menguntungkan.Tim liputan: Yadi Supyandi & Damar Galih(Helmi Azahari)

Tidak ada komentar: